Yeupzz.. seperti judulnya...
Apa yang gw dapat dengan cuma-cuma, kuberikan dengan cuma-cuma pula..
iya setelah lebih dari 5 tahun gw bergelut di dunia ini (baca Beatbox), gw merasa mengajar beatbox gak peerlu bayar.. hahaha..
Membayar atau dibayar menurut gw adalah ketika kita diminta secara profesional memberikan jasa kita untuk mengentertain orang lain dengan kemampuan kita.. pada saat itulah kita patut dihargai!
hahaha.. tergantung modus masing-masing siy!
yuk, yang mau belajar beatbox gak perlu bayar, silahkan gan!
Wednesday, November 9, 2011
Tuesday, November 8, 2011
Untuk Beatboxer pemula
Memang kadang susah memulai sesuatu dari nol...
berdasarkan pengalaman pribadi gw...
memang susah waktu pertama kali gw belajar beatbox..
bahkan mpe mo nangis.. [lebhay.. hehehe..]
sama seperti semua hal di dunia..
ketika kita mase bayi, dan belajar berjalan...
pasti kita tidak langsung bisa berjalan...
merayap, merangkak, berdiri.. terjatuh.. menangis..
dan tanpa kita sadari kita sudah bisa berjalan....bahkan melompat... lebih tinggi.... dan lebih tinggi lagi..
Semua ada prosesnya....
Demikian juga tuk menjadi seorang beatboxer!
Jangan berharap dalam semalam saja kita bisa...
Mencari dan menemukan sendiri lebih tinggi nilai kepuasannya dari pada di berikan...
Gw dah melihat sendiri, beberapa orang beatboxer
Yang tadinya gak tau apa-apa..
Datang ngumpul-ngumpul hanya dengan modal nekat...
Bisa jadi beatboxer handal...
Dah naik turun panggung beberapakali..
Yang dulunya gugupan, skarang dah gak ambil pusing lagi sama gugupnya...
Mereka menikmati proses..
Tanpa memikirkan lama dan waktu..
Gw kagum dengan usaha dan kemauan mereka..
Ada yang dicaci maki, di lempar sendal, di tampar...
Ha.... itu semua mereka jadikan motifasi, untuk lebih... hanya untuk B T K awal mereka yang sempurna...
Nikmati Proses itu...
Ada Kemauan, pasti ada jalan...
Jangan mau menyerah..
kamu pasti bisa..
Orang sabar di sayang TUHAN!
Kesabaran membuahkan hasil... PASTI!!
Tetap berlatih, perbanyak Vocab beatbox, berbagi teknik dengan temanmu, jangan malu bertanya yah...
MAXIMUM REZPECT
berdasarkan pengalaman pribadi gw...
memang susah waktu pertama kali gw belajar beatbox..
bahkan mpe mo nangis.. [lebhay.. hehehe..]
sama seperti semua hal di dunia..
ketika kita mase bayi, dan belajar berjalan...
pasti kita tidak langsung bisa berjalan...
merayap, merangkak, berdiri.. terjatuh.. menangis..
dan tanpa kita sadari kita sudah bisa berjalan....bahkan melompat... lebih tinggi.... dan lebih tinggi lagi..
Semua ada prosesnya....
Demikian juga tuk menjadi seorang beatboxer!
Jangan berharap dalam semalam saja kita bisa...
Mencari dan menemukan sendiri lebih tinggi nilai kepuasannya dari pada di berikan...
Gw dah melihat sendiri, beberapa orang beatboxer
Yang tadinya gak tau apa-apa..
Datang ngumpul-ngumpul hanya dengan modal nekat...
Bisa jadi beatboxer handal...
Dah naik turun panggung beberapakali..
Yang dulunya gugupan, skarang dah gak ambil pusing lagi sama gugupnya...
Mereka menikmati proses..
Tanpa memikirkan lama dan waktu..
Gw kagum dengan usaha dan kemauan mereka..
Ada yang dicaci maki, di lempar sendal, di tampar...
Ha.... itu semua mereka jadikan motifasi, untuk lebih... hanya untuk B T K awal mereka yang sempurna...
Nikmati Proses itu...
Ada Kemauan, pasti ada jalan...
Jangan mau menyerah..
kamu pasti bisa..
Orang sabar di sayang TUHAN!
Kesabaran membuahkan hasil... PASTI!!
Tetap berlatih, perbanyak Vocab beatbox, berbagi teknik dengan temanmu, jangan malu bertanya yah...
MAXIMUM REZPECT
Journey into Sound
Sebelum Beatbox..
Saya dilahirkan dari keluarga yang memang mencintai musik..
Nenek saya seorang pelatih Paduan Suara, juga Ibu saya dan semua adik-adiknya. Kalau Ayah saya, jago main Gitar. Semua yang berhubungan dengan seni suara, mulai dari Paduan Suara, Vocal Group, A Capella, sampai bernyanyi solo, duet, trio kwartet sudah pernah saya coba. Suara saya tidak terlalu bagus, pas-pasanlah... Tinggi tidak, rendah juga tidak, tapi itu menurut saya.. oh iya, suara saya tergolong jenis suara ’Bariton’.
Di Jakarta..
Tahun 2002, saya datang ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan perkuliahan saya di UKI, jurusan Arsitektur. Sambil kuliah saya mengikuti Paduan Suara Pemuda Gereja ’NAFIRI CHOIR’dan masih tetap aktif bernyanyi di paduan suara ini sampai sekarang di barisan Bass.
PertengahanTahun 2003, saya terpaksa tidak aktif kuliah karena finansial keluarga lagi kurang bagus. Saya diajak beberapa teman untuk bergabung dalam Group A Capella, Java Island, di posisi ’Vocal Percussion’, namun waktu itu ’Beat’ saya masih kurang mantap. Waktu itu yang jadi guru buat belajar vocal percussion adalah ’OmBoy dan ’Gustaf’ Sambil terus berusaha mempelajari ’Vocal Percussion’, saya tetap bernyanyi di Paduan Suara ’ Nafiri’.
Setahun berlalu, 2004.. belum juga ada perkembangan!! Akhirnya membuat saya benar-benar berhenti belajar ’Vocal Percussion’. Kemudian suatu hari di akhir tahun 2005, saya tercengang ketika menonton acara ’American Idol’ di RCTI, dimana salah satu peserta acara talent tersebut membawakan ’Beatbox’ sebagai opening audisinya. Orang ini adalah ’Blake Lewis’. Ini adalah pertama kali saya mendengar kata ’BEATBOX’. ’Wow’ terheran-heran, perasaan campur aduk, seperti cinta pada pandangan pertama! Yah, saya jatuh cinta pada pandangan pertama, jatuh cinta kepada ’BEATBOX’.
Semenjak tontonan malam itu, rasa penasaran terus saja menghantui.. sampai-sampai, semangat belajar ’Vocal Percussion saya timbul kembali. Suatu malam ketika lagi ’ pum paf pum paf’ sambil nonton TV, saya tidak sadar kalau ’beat’ saya yang masih berantakan tidak karuan itu ternyata mengganggu telinga Ayah saya. Sendal pun melayang ke kepala saya. ’plak’ Karena tidak terima dengan perlakuan itu, saya memarahi Ayah, beradu mulut, dan akhirnya kami bertengkar, dan Ibu yang tadinya sedang mencuci piring di Kamar Mandi pun keluar dan membela saya... kami bertengkar dari malam sampai pagi. Setelah pertengkaran itu, semangat saya untuk mempelajari ’Beatbox’ benar-benar hilang. Sampai akhirnya kami pulang ke Jayapura, Papua, bulan Desember 2005.
Pertengahan Tahun 2006, saya kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah saya yang terbengkalai. Kemudian seorang teman memberi tahu sebuah website yang dapat menonton video secara online. ’Youtube’. Awalnya saya membuka web ini hanya untuk menonton video-video BMX, karena kebetulan waktu itu saya mempunyai sebuah sepeda BMX, dan video-video dokumenter tentang Perang Dunia ke dua. Suatu malam, tiba-tiba terlintas di kepala kata ’BEATBOX’. Dan jari saya tergerak untuk mengetik kata itu ‘B E A T B O X’ dan sambil membuka jendela Youtube yang lain dan mengetik ‘B L A K E L E W I S’. Dan hasil pencarian....
Video Beatbox pertama yang saya tonton di Youtube adalah video audisi Australian Idol ‘Joel Turner’... ‘Wah.. orang ini benar-benar hebat!’ kemudian videonya Blake Lewis dan yang lainnya. Web beatbox yang pertama saya kunjungi adalah www.humanbeatbox.com, dan kemudian saya mendaftarkan diri sebagai anggotanya. Mulai dari bulan september sampai november, hampir setiap malam saya berada di warnet, hanya untuk menonton video Beatbox dan men-download MP3 Beatbox dari www.humanbeatbox.com.
Dan setiap hari saya belajar, belajar, belajar dan belajar Beatbox. Mulai dari bangun tidur, pada saat menggenjot sepeda ke kampus, di kampus, pulang kampus, di semua tempat… bahkan teman-teman kampus saya heran, ‘ada apa dengan Billy??’ ‘orang yang Jayus berubah jadi tambah aneh… mulutnya komat-kamit gak karuan… Benar-benar aneh!!’ Memang Beatbox masih belum di kenal, bahkan untuk memperkenalkan Beatbox kepada teman-teman kampus saya, susahnya minta ampun. (logat Jakartanya.. ’ gw sering dicengin!!’ hahahahah… peaz guys) Tapi itu tidak meruntuhkan cinta pada pandangan pertama yang kembali bersemi. Yah, kali ini saya benar-benar jatuh cinta, bahkan teman-teman saya tidak mampu untuk menghalangi. [lebhay… hahahaha..]
Belajar Beatbox sendiri, dengan hanya bermodalkan playlist MP3 di HP N-Gage saya dan Video-video yang saya tonton di warnet ternyata tidak mudah. Seperti halnya belajar di sekolah, saya butuh pembimbing, saya butuh saran, saya butuh teman sharing, saya butuh Guru, saya butuh seseorang yang mau berkata di telinga saya ‘teknik ini sudah benar.. yang ini belum.. blab la bla..’ tapi, tidak ada. Tidak seorang pun. Yah, saya belajar sendiri… tanpa mengetahui teknik dasar, dan dasar-dasar yang lainnya… hanya telinga, feeling dan mulut. Sakit tenggorokan, seperti terkena radang tenggorokan… tenggorokan serasa berdarah, bahkan terasa sampai di hidung… bibir pegel, lidah pun sama.. hanya untuk meniru mp3 beatbox yang ada di playlist HP saya. Art of Beatbox, Rahzel & Rza, Beffu Beatbox, The Elements, Tiktak, Yuri Lane, Super Eliot, dan AirForce. Namun yang menjadi beat favorit saya adalah ‘Art of Beatbox – Break it Down’, beatbox ini punya pola beat yang baik buat dipelajari pemula seperti saya, mulai dengan pola beat dasar, kemudian pengembangan dari pola beat dasar tersebut, kalo tidak salah ada 8 pola beat aransemen dari beat dasar, dengan panjang beatbox tiga menit sembilan detik. [direkomendasikan untuk beatboxer pemula]
Pertengahan Tahun 2007.
Saya mendapat tawaran dari Kakak saya, OmBoy, untuk tampil bersama dengan dia di acara Gong Show. Setelah belajar dan latihan. Ternyata pada hari kami akan syuting, OmBoy tidak bisa datang, karena punya kesibukan lain. Akhirnya dengan modal nekat saya pergi sendiri. Gugup, iya… Bahkan sampai keringat dingin di studio yang hawanya dingin karena AC...
‘Waduh, harus gimana niy?’ Yang sudah di pelajari tiba-tiba hilang… seperti orang yang tiba-tiba kehilangan suaranya.. Iya, saya tidak terbiasa dengan situasi ini. Apalagi saya sama sekali belum pernah nge’beatbox’ pake mic…. Ini membuat saya Saya Panik. ‘Yah sudahlah.. mo gimana lagi..’ Saya siap dengan modal vocab beatbox yang tak seberapa… tapi tetap Panik!! sampai tiba saat harus naik panggung…….. Dag dig dug…………
Naik Panggung… Diatas panggung saya ngebeat lagu ‘Manuk Dadali sebagai opening, kemudian ‘Yeah’ nya ‘Usher’, Billy Jean dan beberapa beat yang tidak karuan bentuknya… turun…
Setelah semua peserta tampil, tibalah saat peniaian, dan ternyata saya yang mendapat juara I, dan berhak mendapat hadiah uang senilai Rp.6.000.000,- ‘Hah… pengalaman manggung tidak punya, diatas panggung gugup, kerongkongan kering…. ‘Kok bisa???’ [rejeki Bray, jangan di tolak]
Ini adalah awal perkenalan saya dengan ‘panggung, lampu sorot, tepukan tangan penonton, senyum-senyum yang tertahan, garukan di kepala tanda tak percaya, dan yang lain...
Perkenalan dengan Beatboxer lain...
Pada tanggal 26 Oktober 2007, saya mendapat pesan baru di ‘inbox’ akun friendster saya. Dan tebak, pesan tersebut dari siapa??...
Yah, Tito aka Titz Gomez, salah satu personel Grup Band Fade 2 Black!!! Gak salah niy??.. ternyata, Tito orangnya tidak seperti gambaran saya tentang ‘Artis-artis’ yang sombong, yang tidak punya waktu untuk menyapa di kolom comment, apalagi sampai mengirim pesan di inbox fans nya… [Sorry Titz, Peaz Bro!!] oh iya, saya juga menjadi salah satu fans Fade 2 Black di Friendster.
Pesan Tito di inbox saya :
From:
TITZG
Date: 10/22/2007 1:18 am
Subject: Yo..sup, Billy..
Message:
Temen gw kemaren bilang katnya liat lo di Gong Show doin' da beatbox(sayang gw ngga liat)..and yg lo maenin "manuk dadali"..??hmm..dats great..gw slalu pake icon itu di setiap closing out tiap show gw...
hmm..so, lo suka beatbox, brother?? punya sample sound yg lo pake ngga?lo udah pernah nyoba record belom jadi audio?atau mungkin video..?boleh gw denger?? udah berapa lama lo nge-beatbox, bil??
sorry klo gw banyak nanya ato ganggu lo..gw cuma seneng aja ada orang yg minat di beatbox..gw ada rencana ke depan utk bikin kompilasi beatbox!!
hit me back..aight..
rezpect..
=TITZg=
Ternyata Tito juga seorang Beatboxer, Ia sudah lebih awal belajar tentang seni imitasi suara ini, bahkan sudah memperkenalkannya kepada pada ‘REZPECTOR’ setiap kali punya kesempatan saat manggung. (Bondan Prakoso feat Fade 2 Black.) Setelah beberapa waktu kami saling berbalas pesan, kemudian mucul ide untuk membuat komunitas ‘Beatbox’. Akhirnya kami berdua sepakat untuk membuat komunitas beatbox dengan nama ‘Jakarta Beatboxing Community’ pada tanggal 4 Desember 2007, namun hanya sebatar grup di dunia maya, grup friendster.
[The INDONESIAN BEATBOXING COMMUNITY
created Tuesday, December 4, 2007 Tuesday ]
Setelah beberapa bulan, kebanyakan anggota ‘JBC” adalah para ‘REZPECTOR’ yang sudah pernah melihat Tito nge’beatbox’. Nama ‘Jakarta Beatboxing Community’ dirubah kembali setelah ada masukkan dari beberapa teman-teman yang berdomisili di luar Jakarta. ‘seharusnya komunitas ini lebih mempunyai sekop yang lebih besar’ dan memang benar, anggota komunitas yang sudah bergabung, kebanyakan berdomisili di luar Jakarta, seperti Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Kalimantan, Bali, Medan, dan beberapa tempat lainnya...
Akhirnya, nama ‘Jakarta Beatboxing Community’ berubah menjadi ‘The Indonesian Beatboxing Community’ [ tanggalnya saya lupa??..]
Namun, komunitas ini tetap saja sebuah komunitas dunia maya yang saya pun belum bertemu dengan salah satu anggotanya.. singkat cerita, masing-masing menjalani hidupnya, dan hanya berkomunikasi melalui friendster saja. [Thankz to All REZPECTOR yang dah mau bergabung, n nyebarin virus 'MULUT' ini!]
Natal tahun 2007, saya pulang untuk berlibur ke Papua. Disana saya iseng-iseng membuat video beatbox ‘Where is the Love’ nya BEP, ‘Happy Birthday’, dan ‘Beatbox Harmonica’. Setelah tiba di Jakarta, saya langsung membuat akun di Youtube [bilole], dan meng-upload ketiga video tadi.
Secara tidak sengaja Mas Indra Aziz melihat video saya di Youtube dan mengomentari video saya itu. Kemudian kami bertukar nomor Handphone dan menjadi teman di Friendster. Dan Mas Indra pun bergabung di Grup ‘IBC’ di Friendster.
Setelah mendapat masukan dari Mas Indra Aziz, saya membuat akun di Facebook, dan sekaligus membuat grup IBC di Facebook. Disini saya bertemu dengan Aria Hamdani aka Gorboman, Helmy Perdana aka Cece, Jevin Julian, Yori Melano, Stevanus Lianto dan beberapa teman lainnya.
Tapi masih seperti grup IBC di Friendster, Kami hanya Komunitas dunia maya yang bertemu dan sharing tentang beatbox di grup, hanya beberapa orang yang sudah bertemu langsung. Sedangkan saya... belum seorang pun.
Love, Peace & Beatbox..
Bulan Oktober 2008, Mando seorang beatboxer dari Jerman berencana datang ke Indonesia dalam rangka pemutaran film documenter “Love, Peace, and Beatbox” dan melakukan ‘workshop beatbox’ pada Festival film Eropa di beberapa tempat dan Kota. Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.
Bingung mencari Beatboxer di Jakarta, akhirnya pihak Goethe Haus Jakarta menghubungi Mas Indra Aziz. Mas Indra sudah memberi kabar kedatangan Mando beberapa bulan sebelumnya melalui message dan pesan di Wall Group IBC. Sambil menunggu, kita masing-masing tetap seperti biasa. Melakukan aktifitasnya masing-masing dan belum pernah bertemu satu dengan yang lainnya. ‘Mando…’ siapa yah? Beatboxer? Dari Jerman? Hmmm… awalnya saya memang tidak mengenal Mando. Beatboxer yang saya tahu Cuma ’Rahzel, Faith SFX, Shlomo, Joel Turner, Blake Lewis, Beardyman dan Roxorloops’.
Setelah saya surfing di Internet… ‘Wedeuw…’ Mando memang beatboxer, dua kali juara nasional beatbox di Jerman, ’Wow’ keren... yang bikin saya lebih tertarik setelah menonton videonya di Youtube. Keren.
Dag dig dug.. menunggu waktu pertemuan dengan teman-teman beatboxer lainnya di event ’Festival Film Eropa’ tersebut dan juga bertemua seorang beatboxer terkenal dari Jerman.
Tanggal 26 Oktober, pemutaran film ‘Jakarta Blues City’ dan ’Love, Peace and Beatbox’ di Goethe Haus. Saya dan beberapa teman-teman sudah janjian ketemuan di sana. Karena hujan, saya telat…. Dan harus menunggu hingga film selesai kiri-kira jam 21.00 WIB. Huffftt….. (kebiasaan buruk niy.. ‘TELAT’)
Setelah film selesai, saya langsung masuk dan mendapati Tito dan temannya duduk di baris ke… dua atau tiga yah???.. lupa. Dan saya langsung duduk dibelakangnya. Ini pertemuan saya pertama kali dengan Mr. Tito Gomez. Akhirnya setelah satu tahun. Walau agak malu-malu (maklum fans) ternyata, Tito tidak beda jauh sifatnya dengan ‘message’nya pertama kali. “Friendly”.
“To!! Ni gw… Billy…” bla..bla.. (lupa kita ngomong apaan??)
Didepan panggung berdiri Mando, Putrid dan Mas Indra Aziz. (‘Wedeuw’ Mando tinggi banget yah….. sambil ngobrol dengan bahasa Inggris dan melakukan tanya jawab dengan penonton. Setelah sesi tanya jawab, Mas Indra sudah melihat saya dan Tito, juga mungkin teman-teman yang lainnya.
Tiba saat jamming, Mas Indra mengundang Tito dan saya keatas panggung.
Dan ber’beatbox’rialah kita diatas panggung...
Subscribe to:
Posts (Atom)